Skip to main content

Belajar Babel Loader Javascript ES6

2020031319583407bf63e74fd402a5583504377dfd8829.png

Apa itu babel atau babel.js? Babel merupakan sebuah transpiler yang bertugas untuk mengubah sintaks JavaScript modern (ES6+) menjadi sintaks yang dapat didukung penuh oleh seluruh browser.

JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang berkembang sangat pesat. Komunitasnya besar, dan tiap tahun selalu terdapat versi yang baru. 
Namun perkembangan yang pesat tadi ternyata membutuhkan waktu yang lama untuk diadaptasi oleh browser atau Node.js. Lalu jika kita ingin mencoba sintaks terbaru di JavaScript apakah kita perlu menunggu hingga seluruh browser berhasil mengadaptasi pembaharuan tersebut? Tentu tidak! 
Dengan babel Anda dapat menuliskan sintaks JavaScript versi terbaru tanpa khawatir memikirkan dukungan pada browser. Karena babel akan mengubah sintaks yang kita tuliskan menjadi kode yang dapat diterima browser.
Jika Anda penasaran bagaimana cara babel bekerja, babel menyediakan sebuah playground yang dapat kita manfaatkan untuk mengubah sintaks JavaScript modern (ES6+) menjadi sintaks lama. Untuk mencobanya, silakan Anda buka tautan berikut:
20200313195932ff6b88f0352e20c9c08f27fd89aff700.png
Pada playground tersebut kita juga dapat memilih preset yang kita inginkan. Secara default preset akan mengarah ES2015 (ES6).
Anda sudah tahu  sekilas mengenai babel. Nah pada webpack kita juga dapat menggunakan babel dalam bentuk loader. 
Walaupun webpack secara standarnya dapat memproses berkas JavaScript tanpa perlu bantuan loader, namun proses tersebut tidak mengubah sintaks yang kita tuliskan. 
Artinya jika kita menuliskan sintaks JavaScript modern, maka kita akan menemukannya juga pada berkas bundle.js.
2020031320001286d0cce40a7f1f8ac22836dcbab4867b.png
Walaupun saat ini Google Chrome dan Mozilla Firefox sudah mendukung penulisan sintaks ES6, namun setidaknya kita perlu sedikit peduli terhadap dukungan browser lama seperti Internet Explorer atau browser versi lama lainnya.
Untuk menggunakan babel pada webpack sebagai loader, kita perlu memasang tiga package menggunakan npm pada devDependencies
Yang pertama package @babel/core, yang kedua babel-loader, dan yang ketiga @babel/preset-env.

  1. npm install @babel/core babel-loader @babel/preset-env --save-dev


Package @babel/core merupakan package inti yang harus dipasang ketika kita hendak menggunakan babel, baik pada webpack maupun tools yang lain.
Package babel-loader merupakan package yang diperlukan untuk menggunakan babel sebagai loader pada webpack.
Yang terakhir package @babel/preset-env merupakan package preset yang akan kita gunakan untuk membantu babel-loader dalam melakukan tugasnya. 
@babel/preset-env merupakan preset cerdas yang memungkinkan kita menggunakan sintaks JavaScript terbaru tanpa menetapkan secara spesifik sintaks JavaScript versi apa yang kita gunakan.
Berkas package.json akan tampak seperti ini setelah memasang ketiga package tersebut:

  1. {

  2.   "name": "webclock",

  3.   "version": "1.0.0",

  4.   "description": "",

  5.   "main": "index.js",

  6.   "scripts": {

  7.     "build": "webpack"

  8.   },

  9.   "author": "",

  10.   "license": "ISC",

  11.   "dependencies": {

  12.     "jquery": "^3.4.1",

  13.     "moment": "^2.24.0"

  14.   },

  15.   "devDependencies": {

  16.     "@babel/core": "^7.8.4",

  17.     "@babel/preset-env": "^7.8.4",

  18.     "babel-loader": "^8.0.6",

  19.     "css-loader": "^3.4.2",

  20.     "style-loader": "^1.1.3",

  21.     "webpack": "^4.41.6",

  22.     "webpack-cli": "^3.3.11"

  23.   }

  24. }


Setelah berhasil memasang ketiga package tersebut, langkah selanjutnya kita dapat gunakan babel-loader dan preset-nya pada webpack configuration.

  1. const path = require("path");

  2.  

  3. module.exports = {

  4.     entry: "./src/index.js",

  5.     output: {

  6.         path: path.resolve(__dirname, "dist"),

  7.         filename: "bundle.js"

  8.     },

  9.     mode: "production",

  10.     module: {

  11.         rules: [

  12.             /* style and css loader */

  13.             {

  14.                 test: /\.css$/,

  15.                 use: [

  16.                     {

  17.                         loader: "style-loader"

  18.                     },

  19.                     {

  20.                         loader: "css-loader"

  21.                     }

  22.                 ]

  23.             },

  24.             /* babel loader */

  25.             {

  26.                 test: /\.js$/,

  27.                 exclude: "/node_modules/",

  28.                 use: [

  29.                     {

  30.                         loader: "babel-loader",

  31.                         options: {

  32.                             presets: ["@babel/preset-env"]

  33.                         }

  34.                     }

  35.                 ]

  36.             }

  37.         ]

  38.     }

  39. }


Ketika menerapkan rule untuk berkas .js, jangan lupa untuk menetapkan properti exclude dengan nilai “/node_modules/”. 
Apa artinya? Dengan menetapkan properti exclude itu berarti kita mengecualikan webpack untuk memproses berkas .js yang berada pada folder “node_modules”. 
Hal ini dapat meminimalisir proses yang tidak diperlukan, sehingga mempercepat proses build pada proyek kita.  
Lalu pada penerapan babel-loader juga kita menggunakan properti options dengan menetapkan properti presets di dalamnya. Pada properti presets kita tetapkan preset (dalam bentuk array literas) yang sudah kita pasang menggunakan npm, yaitu @babel/preset-env.
Setelah menggunakan babel loader pada webpack configuration, mari kita coba build dan buka kembali berkas bundle.js
Maka kode yang kita tuliskan dalam ES6 akan diubah dalam sintaks yang dapat diterima oleh seluruh browser.
20200313200507f7a720e39de819c62a15f1be147aa62e.png
Bahkan pada berkas bundle tersebut dipastikan sudah tidak terdapat lagi sintaks yang dituliskan menggunakan ES6.
20200313200535f035aab9b99622b9e95be3f0d98fc827.png
Namun walaupun sintaksnya sudah diubah, proyek akan tetap berjalan normal seperti biasanya.
Contoh: 
https://github.com/dicodingacademy/a163-bfwd-labs/tree/207-webclock-webpack-using-loader

Popular posts from this blog

Blogger: The Ins And Outs

Blogging adalah semua kemarahan saat ini. Ini adalah cara yang menyenangkan dan murah untuk membuat suara Anda terdengar di Internet. Melalui blogging, Anda dapat membuat pemikiran harian Anda (intim atau tidak) diketahui publik – dan dengan audiens yang lebih besar. Ini membuat layanan ini bagus untuk menyimpan buku harian (jika membuat buku harian publik adalah pilihan terbaik Anda), pemasaran (blogging adalah cara yang bagus untuk melakukan pemasaran – lebih dari itu nanti), dan berbagi informasi dan memperbarui. Mengapa Blog? Blogging adalah cara hidup. Ini mungkin salah satu kekuatan teknologi yang paling memungkinkan untuk menghantam Internet dalam beberapa tahun terakhir. Anehnya, itu telah memungkinkan keterlibatan yang lebih besar dari orang-orang dengan teknologi dan informasi. Hal yang hebat tentang blogging adalah mudah dipelajari dan mudah digunakan – terutama dengan layanan blogging seperti Blogger. Blog adalah, dalam pengertian teknis, perangkat lunak manajemen konten ya

Pelayan Blog – Cara Mendapatkan Tips Dari Blogging Anda yang Membayar Banyak Waktu!

Blog dan blogging menyapu internet. Mereka semua mengamuk sebagai hobi, latihan menulis, dan bahkan karier bagi sebagian orang. Bahkan, menjadi lebih umum bahwa blogger mencari cara untuk menghasilkan uang. Baik itu melalui iklan atau afiliasi, mereka masing-masing memiliki cara mereka sendiri untuk mengejar karir menulis melalui blog. Ada cara lain, meskipun. Ada cara alternatif untuk menghasilkan sedikit uang tambahan dengan blogging. Cara itu tidak berbeda dengan cara pramusaji, sopir taksi, dan bahkan bellhops menambah penghasilan mereka: tip. Tunggu sebentar! Bagaimana Anda mendapatkan tips dari blog Anda? Ada beberapa cara, dan jika Anda membaca terus, Anda akan melihat bahwa itu tidak sesulit yang Anda kira. Pertama-tama, jika Anda ingin orang memberi tip untuk blog Anda, Anda harus memberi mereka alasan untuk melakukannya. Anda harus memberikan informasi yang sangat bagus atau salinan yang sangat menghibur yang membuat mereka merasa seperti Anda mendapatkannya. Intinya, Anda ad

Apa Itu JSON?

Setelah kita mengetahui apa itu Web API dan cara pengujiannya menggunakan Postman, sekarang saatnya kita mempelajari suatu format yang biasa digunakan dalam transaksi data menggunakan Web API, yaitu JSON. Jauh pada materi sebelumnya, atau jika Anda sudah mengikuti kelas  Belajar Dasar Pemrograman Web ,  tentunya Anda sudah mengenal dan menggunakan JSON bukan? Pada materi kali ini kita akan membahas JSON lebih detail lagi. JSON sendiri adalah singkatan dari JavaScript Object Notation. JSON merupakan format yang sering digunakan dalam pertukaran data. Saat ini JSON banyak diandalkan karena formatnya berbasis teks dan relatif mudah dibaca. Bukan hanya JavaScript, walaupun memiliki nama JavaScript Object Notation, format JSON ini dapat digunakan oleh hampir semua bahasa pemrograman yang ada. Jika Anda belajar fundamental dalam membangun aplikasi Android pada kelas Dicoding, baik menggunakan Kotlin ataupun Java, Anda akan berhadapan dengan JSON untuk transaksi datanya. Lalu seperti apa sebe